|
salam permulaan.. |
"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki."
Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya
cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka
Allah ada di situ.
Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa
terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa
dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang
dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku
berikan.
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang
perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias
peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu
menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan
yang baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai wanita, aku memiliki perasaan untuk
menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap
kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu
karena ia semata-mata untukmu.
Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku
untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi
labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang
lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai
macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas
dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku
beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala
Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu.
Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada
gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.
Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir
pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga
harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan
seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu
mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti
akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu
jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak
untuk membuat begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut
perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam
kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan
meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu
rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan
atau syahid itu.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu
impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan
seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan
mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi
daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita
kembali di syurga.
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi
oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga
dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yang akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi..
Wahai wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan
jagalah kesucian.. semoga redha Allah akan sentiasa mengiringi dan
memberkati perjalanan hidup ini.